Kematian Paman Gober

Kematian Paman Gober

Kematian paman gober ditunggu-tunggu semua bebek. Tidak ada lagi yang bisa dilakukan selain menunggu-nunggu saat itu. Setiap kali penduduk Kota Bebek membuka koran, yang mereka ingin ketahui hanya satu hal : apakah hari ini Paman Gober sudah mati. Paman Gober memang terlalu kuat, terlalu licin, dan bertambah kaya setiap hari. Gudang-gudang uangnya berderet dan semuanya penuh. Setiap hari Paman Gober mandi uang disana, segera setelah menghitung jumlah terakhir kekayaannya, yang tak pernah berhenti bertambah.

Begitu kayanya Paman Gober, sehingga ia tak bisa hafal lagi pabrik apa saja yang dimilikinya. Bila terlihat pabrik di depan matanya, ia hampir selalu berkata, “oh, aku lua, ternyata aku punya pabrik sepatu.” Kejadian semacam ini terulang di muka pabrik sandal, pabrik rokok, pabrik kapal,pabrik arloji, maupun pabrik tahu-tempe. Boleh dibilang, hampir tidak ada pabrik yang tidak dimiliki Paman Gober. Ibarat kata, uang dicetak hanya untuk mengalir ke gudang uang Paman Gober.

Meskipun kaya raya, anggota klub milyarder no.1, Paman Gober adalah bebek yang sangat pelit. Bahkan kepada keluarganya, Donal bebek, ia tidak pernah mewmberi bantuan, meski Donal telah bekerja sangat keras malah Donal ini, beserta keponakan-keponakannya Kwak, Kwik, dan Kwek, hamper selalu diperas tenaganya, dicuri gagasannya, dan hasilnya tidak pernah dibagi. Cendekiawan jenius Kota Bebek, Lang Ling Lung, yang dimuka rumahnya tertera papan nama Penemu, Bisa Ditunggu, pun hamper selalu diakalinya.

Sudah berkali-kali Gerombolan Siberat, tiga serangkai kelas kakap, menggarap gudang uang Paman Gober, namun keberuntungan selalu berada dipihak Paman Gober. Pman Gober tak terkalahkan, bahkan oleh Mimi Hitam, tukang tenung yang suka terbang naik sapu. Sudah beberapa kali Mimi Hitam berhasil merebut Keping Keberuntungan, jimat Pman Gober, namun keping uang logam kumuh itu selalu berhasil direbut kembali. Tidak bisa dipungkiri, Paman Gober memang pekerja keras. Masa mudanya habis dilorong-lorong gua emas. Sebuah gunung emas yang ditemukannya menjadi modal penting yang telah melambungkannya sebagai taipan tak tersaingi dari Kota Bebek.

Suatu hal yang menjadi keprihatinan Nenek Bebek, sesepuh Kota Bebek yang mengasingkan ke sebuah pertanian jauh di luar kota, addalah kenyataan bahwa Paman Gober dicintai kanak-kanak sedunia. Pman Gober menjadi legenda yang disukai. Pman Gober begitu rakus. Pman Gober begitu pelit. Tapi ia tidak dibenci. Setiap kali ada orang mengecam,menyaingi, pokoknya mengancam reputasi Paman Gober sebagai orang kaya, justru orang itu tidak mendapat simpati. Paman Gober bisa menangis tersedu-sedu meski hanya kehilangan uang satu sen. Ia sama sekalli bukan tokoh teladan, tapi mengapa ia bisa begitu dicintai?
“Dunia sudah jungkir balik,” ujar Nenek Bebek kepada Gus Angsa, yang meski suka makan banyak, sangat malas bekerja. Namun Gus Angsa sudah tertidur sembari bermimpi makan roti apel.

“Suatu hari dia pasti mati,” ujar Kwik.

“Memang pasti, tapi kapan?” Kwak menyahut.

“Kwek!” Hanya itulah yang bisa dikatakan Kwek. Dasar bebek.

Begitulah, setiap hari, Lubas, anjing dirumah Donal, membawa Koran itu dari depan pintu ke ruang tengah.

“Belum mati juga!”

Donal segera membuang lagi Koran itu dengan kesal. Karena memang tiada lagi berita yang bisa dibaca di Koran. Banyak kabar, tapi bukan berita. Bnyak kalimat, tapi bukan informasi. Banyak huruf, tapi bukan pengetahuan. Koran-korantelah menjadi kertas, bukan media.

Semua bebek memang menunggu kematian Pman Gober. Itulah kabar terbaik yang mereka harapkan terbaca. Paman Gober sendiri sebenarnya sudah siap untuk mati. Maklumlah, sebagai generasi tua di Kota Bebek, umurnya cukup uzur. Untuk kuburanya sendiri, ia telah membeli sebuah bukit, damn membangun mausoleum di tempat itu. Jadi, bukanya Paman Gober tidak mau mati. Ia sudah siap untuk mati.

“Mestinya, bebek seumur sya ini, biasanya ya sudah tahu diri, siap masuk ke liang kubur. Makanya, ketika saya diminta menjadi Ketua Perkumpulan Unggas Kaya, saya merasakan kegetiran dalam hati saya, sampai beberapa lama saya bisa bertahan? Apa tidak ada bebek lain yang mampu menjadi ketua?”

Kalimat semacam itu masuk ke dalam buku otobiografinya, Pergulatan Batin Gober Bebek, yang menjadi bacaan wajib bebek-bebek yang ingin sukses. Hampir setiap bab dalam buku itu mangisahkan bagaimana Paman Gober memeburu kekayaan. Mulai dari harta karun bajak laut, pulau emas, sampai sayuran yang membuat bebek-bebek giat bekerja, meski tidak diberi upah tambahan. Bab terakhir diberi judul Sampai Kapan Saya Berkuasa?. Memang, Paman Gober adalah ketua terlama Perkumpulan Unggas Kaya. Entah kenapa, ia selalu terpilih kembali, meski pemilihan selalu berlangsung seolah-olah demokratis. Begitu seringnya ia terpilih, sampai-sampai seperti tidak ada calon yang lain lagi.

“Terlalu, masak tidak ada bebek lain?”

Paman Gober selalu berbasa-basi. Namun, entah kenapa, kini bebek-bebek menjadi takut. Paman Gober, memang, terlalu berkuasa dan terl;alu kaya. Setiap hari yang dilakukannya adalah mandi uang. Ketika Donal Bebek bertanya dengan kritis, mengapa Paman Gober tidak pernah peduli kepada tetannga, bantuan keuangannya kepada Donal segera dihentikan.

“Kamu bebek tidak tahu diri, sudah dibantu, masih meleter pula.”

“Apakah saya tidak punya hak bicara?”

“Bisa, tapi janngan asal meleter, nanti kamu aku sembelih.”

“Aduh, kejam sekali, menyembelih bebek hanya dilakukan manusia.”

“Ah, siapa bilang bebek tidak kalah kejam dari manusia.”

“Lho, manusia makan bebek, apakah bebek makan manusia?”

“Yang jelas manusia bisa makan manusia.”

“Tapi Pman mau menyembelih sesame bebek, apakah sudah mau meniru sifat manusia?”

Paman Gober mempunyai banyak musuh, namun Paman Gober suka memelihara musuh-musuh yang tidak pernah bisa mengalahkannya itu, justru untuk menunjukkan kebesarannya. Paman Gober sering muncul di televise. Kalau Paman Gober sudah bicara, kamera tidak berani putus, meskipun kalimat-kalimatnya membuat bebek tertidur. Paman Gober selalu menganjurkan bebek bekerja keras, seperti dirinya, dan Paman Gober juga semakin sering menceritakan ulang jasa-jasanya kepada warga Kota Bebek.

“Coba, kalau aku tidak membangun jalan, air mancur, dan monument, apa jadinya Kota Bebek?”

Tidak ada yang berani melawan. Tidak ada yang berani bicara.

“Paman Gober,” kata Donal suatu hari, kenapa Paman tidak mengundurkan diri saja, pergi ke pertanian seperti Nenek, menyepi, dan merenungkan arti hidup? Sudah waktunya Pman tidak terlibat lagi dengan urusan duniawi.”

“Lho, aku mau saja Donal. Aku mau hidup jauh dari Kota Bebek ini. Memancing, main golf, makan sayur asem, dan membaca butir-butir falsafah hidup bangsa bebek. Tapi, apa mungkin aku menolak untuk dicalonkan? Apa mungkin aku menolak kehormatan yang segenap unggas? Terus terang, sebenarnya sih aku lebih suka mengurus peternakan.”

Maka hari-hari pun berlalu tanpa penggantian pimpinan. Demokrasi berjalan, tapi tidak memikirkan pimpinan, karena memang hanya ada atu pemimpin. Segenap pengurus bisa dipilih berganti-ganti, namun kedudukan Paman Gober tidak pernah dipertanyakan. Para pelajar seperti Kwik, Kwek, dan Kwak menjadi bingung bila membandingkannya dengan sejarah kepemimpinan kota lain. Kota Bebek seolah-olah memiliki pemimpin abadi. Generasi muda yang lahir setelah Paman Gober berkuasa bahkan sudah tidak mengerti lagi, apakah pemimpin itu memang bisa diganti. Mereka pikir keabadian Paman Gober sudah semestinya.

Dan itulah celakanya kanak-kanak mencintai Paman Gober. Riwayat hidup Paman Gober dibikin komik dan diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Bebek terkaya yang sangat pelit dan rakus ini menjadi teladan baru. Nenek Bebek tidak habis pikir, mengapa pendidikan, yang mestinya semakin canggih, membolehkan budi pekerti seperti itu. Generasi muda ingin meniru Paman Gober, menjadi bebek yang sekaya-kayanya, kalau bisa paling kaya di dunia.

“Paling kaya di dunia?” Kwak bertanya.

“ Iya, paling kaya di dunia,” jawab Nenek Bebek.

“Apakah itu hakikat hidup bebek?”

“Bukan, itu hakikat hidup Paman Gober.”

Sementara itu, nun di gudang uangnya yang sunyi, Paman Gober masih terus menghitung uangnya dari sen ke sen, tidak ditemani siapa-siapa. Matanya telah rabun. Bulunya sudah rontok. Sebetulnya ia sudah pikun, tapi ia bagai tak tergantikan.

Semua bebek menunggu kematian Paman Gober. Tiada lagi yang bisa dilakukan selain menunggu-nunggu saat itu. Setiap kali penduduk Kota Bebek membuka koran, yang ingin meraka ketahui hanya satu : apakah hari nin Paman Gober sudah mati. Seriap pagi mereka berharap akan membaca berita Kematian Paman Gober, dihalaman pertama.

Jakarta,16 Agustus 1994

82 pemikiran pada “Kematian Paman Gober

    1. sebenarnya,,menurutt analisaa saya,,cerita paman gober tersebut ,,merupakan suatu cerita sindiran terhadap pada masa orde baru….jadii bukan cerita yang sebenartnya yg ada dalam cerita “dunia bebek”

      yaaa,,,,,ceritanyaaberbobot sekalii ko…

  1. hahaha…

    Pokoknya gober abisss…
    heeheh, nice story…

    nyepet jangan keliatan banget…
    nanti si opa malah ga trima bisa bahaya…

    kalo urusAn mati ga mati..
    bukannya Tuhan masih kasih kesempatan sama manusia untuk bertobat bukan??

    that’s d reason why….

  2. 🙂 Lalu siapa yg bisa dijadikan teladan di Kota Bebek? Yg kritis dibungkam, yg pintar diperas otaknya. Semua sama diam dan menunggu Tuhan campur tangan. Duh, sebegitu menyedihkannya kah orang Indonesia.. ups.. penduduk Kota Bebek?

    Salam kenal

  3. Bila tidak salah tulisannya dibuat tahun 1994 ya?
    wah hebat saat itu sudah menulis tema seperti ini, sekilas saya akan berfikir seperti kanak-kanan membaca komik
    tapi lebih dalam lagi, sepertinya muaranya sama ya?? :mrgreen:

  4. paman gober?! idolanya mbak ku banget tuhhhh…. kata nya “lucu” kok ada orang pelit. lho….bkn ny di dunia ini banyak org pelit kya paman gober yah 🙂 hehe

  5. Mmmm….
    nggak tahu kenapa, aku malah jadi pengen nangis baca “kematian Paman Gober” ini…
    Kayaknya aku gak bakalan bisa nulis sebagus Mas Seno..
    Tetep Nulis ya Mas… huuuuu 😦

  6. Nasib Paman Gober seperti pak Harto ya pada masa jayanya … ketika menulis cerita ini (1994) saya yakin Mas Seno terinpirasi situasi politik saat itu yg dipimpin pak harto terus menerus. Salam kenal mas

  7. Gila. Dimana Bung Seno Merenung sehingga berhasil membuat metafora secanggih ini?

    Sedikit kita telisik, metafor tentang manusia kaya dan pelit, penguasa congkak, atau pejabat tinggi, sering kita jumpai menggunakan; tikus berdasi, singa buas, kecoak rakus, serigala congkak, dan lain-lain yang kerap kita dengar. Namun dalam cerpen ini, secara apik Bung Seno menggambarkan sosok semacam itu dengan BEBEK –yang pernah melejit dalam film kartun– (baca; Uncle Gober).

    Bener-bener gila.

    Namun penggambaran seting negeri bebek kurang begitu hidup dalam cerpen ini. Sehingga terpaksa angan-angan saya turut menciptakan suasana dimana paman Gober selalu ditunggu kematiannya.

  8. cerpen ini lucu bgt!!!
    cerpen ini juga termasuk judul cerpen yang dianalisis waktu aku kuliah, tepatnya mata kuliah stilistika. ya pokoke apik……….

    Dewi-UNY jurusan Pendidilkan Bahasa dan sastra Indonesia

  9. Saya menyaksikan bagaimana cerpen ini dibawakan oleh Butet Kertaredjasa pada malam anugrah FTI Award 2007 kemarin di TIM.

    Mas Butet membuat personifikasi yang luar biasa tapi yang membuat saya geleng geleng kepala adalah bagaimana bisa Mas Seno menerawang keadaan yang terjadi saat ini dari kejauhan 14 tahun yang lalu, hingga esensinya menjadi sangat relevan dengan keadaan yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini.

    Sebuah mahakarya memang selalu melampaui jamannya.

  10. Selain berprofesi seagai penulis, Mas Seno ternyata juga seorang peramal.

    Bagaimana kelanjutan kisah Paman Gober? Kita tunggu berita selanjutnya..

  11. Bagus sih… Lumayan kreatif..
    Tapi sebagai penggemar berat cerita Donald, kayaknya aku merasa ga banget deh dengan peminjaman karakter ini…

  12. itulah kedahsyatan seno gumira ajidarma. blm ada saingan utk pengarang dg wawasan dan pengalaman yg tak terukur. saluuut!! ayo siapa yg berani meramalkan kapan paman gober mati????

  13. Mas Seno………nyuwon sewu! Salahsatu warga kota bebek akan memasang tulisan mas yang sesuai dengan keadaan sekarang. Agar warga kota bebek yang lain bisa turut membacanya juga…makasih mas.

    salam dari warga kota bebek 🙂

  14. Aku ingin membunuh Paman Gober yang sedang terkulai lemas di bawah langit-langit rumah sakit itu. Aku harus membunuhnya. Sudah seribu tahun aku menanti-nanti saat indah itu, saat di mana burung dandang berseliweran di atas nok rumah sakit dan menjerit tengah malam dan lalu meninggalkan jasad tua tergeletak beku dengan dada membiru. Tapi aku harus membunuhnya sekarang karena malaikat maut sudah tidak sudi menyentuhnya. Izinkan aku. Aku pergi sekarang ke rumah sakit itu. Aku akan membunuhnya!

  15. hehehe..tw gak sih, pas denger si smiling boy (baca:soeharto) itu masuk RSPP, satu yg keinget langsung cerpen ini. dulu pernah baca di perpus, fortunately bisa baca lg dsini.
    kira2 paman gober dsni terinspirasi soeharto juga gak yah?
    tetepp….seno is my very inspiring writer!!

  16. Donaaaallllddd..!!
    akhirnya apa yang kau tunggu-tunggu datang juga!!
    Semua koran pagi ini memberitakan “Kematian Paman Gober”

  17. Kematian Paman Gober tidak hanya dinantikan oleh penduduk kota Bebek tetapi juga sudah lama dinantikan oleh penduduk kota Cacing.
    Selamat jalan Paman Gober!

  18. Sekarang Paman Gober sudah benar-benar mati Mas, tapi rohnya masih berdiam di jiwa orang-orang di sekitarnya…
    “Roh” kan tidak akan pernah mati Mas, sebagaimana SGA juga yakin kalau “Iblis Tidak Pernah Mati”

  19. Aku ingin mengajak Mas untuk bersumbangsih dalam berbuat baik.
    caranya adalah dengan mengirimkan cerita nyata tentang mereka yang memiliki kekurangan (cacat tubuh/sakit berat) tapi punya semangat yang besar sehingga dapat dibagikan kepada semua orang.
    bila ada demikian tolong sampaikan kepada sandy di DAAI TV.
    terima kasih

  20. Mendingan mati daripada tersiksa………masalah harta wajar donk kalo gober bebek kaya…namanya usaha..gitu aja repot..sniff…sniff (gaya gusdur) sambil tangannya ketuk-ketuk kursi

  21. 14 tahun setelah cerita ini dipublikasikan 1994-2008 ramalan itu terjadi. segitu kuat kah sastra? seberapa kuat kekuasaan dapat membungkamnya?
    salam!
    gud bai paman gober
    hef e nais drim…..

  22. Begitu hebatnya paman gober, bahkan setelah kematiannya. Aku mendapat teguran atasan karena menolak menulis tentang kematian dan mengajak warga Kota Bebek memaafkan si gober.

    Meski aku mengingatkan orang untuk senantiasa mempersiapkan kematian — salah satunya, tentu saja dengan memaafkan orang lain — agar kematian terasa indah dan mudah, namun untuk untuk yang satu ini aku belum rela.

    Secara pribadi mungkin aku memaafkannya, namun aku tak rela mengajak berjuta-juta warga Kota Bebek untuk memaafkannya. Sekadar untuk mengajak, meski mereka sendiri yang akan memutuskan, jika membaca tulisanku (jika ia jadi kutulis). Biarlah pengadilan Tuhan menyelesaikannya.

    Tuhan, ampuni kekerasan hatiku, semoga hanya kebenaranMu yang akhirnya memenuhi hatiku.

  23. Saya baca “Iblis Tak Pernah Mati” tahun 2001. Sejak itu “Kematian Paman Gober” selalu menjadi bagian dari berita pagi yang saya nantikan. Ah, anda meracuni saya.

    Sejak itu saya berpikir, terlepas dari segala bentuk kekebalan hukumnya, rasanya dia memang lebih baik segera mati saja.

    Ide cerita “Kematian Paman Gober” sangat menarik. Representasi dari pikiran, harapan, dan perasaan sebagian besar rakyat –kalau tidak bisa dikatakan semuanya.

    Nah, lucunya .. seminggu yang lalu saya mimpi agak aneh. Mungkin karena sebelum tidur saya lupa berdoa. Saya mimpi ada mesin yang ditanam di makam Soeharto, alat/mesin itu sanggup membuat Soeharto hidup lagi!

    Ah, begitu kuat Iblis Tak Pernah Mati menaungi benak saya. Sialan .. (hehe)

    Tabik!

    1. tapi saya tidak rela dia mati,pak! [maksud saya: paman gober] yang bikin saya ngamuk adalah paman gober selalu sombong. tapi, memang lebih baik dia segera mati saja! tapi,apa tidak anda pikirkan jika paman gober mati siapa yang menggantikanya? penah tahu tidak pak! kwik,kwek dan kwak pernah membuat paman gober jualan pisang gara gara kwek membeli saham taman pisang! dari: lisa

  24. suDah 40 hari paman gober kita mangkat,,
    gimana kalo om seNo bikin cerpen lagi tentang keluarga gober yang penuh intrik itu,,hHe

    saya sudah lama sekali baca cerpen ini dan tetap saja menarik sampai saat ini malah tetap menjadi cerpen favorit saya ,,

    tapi saya yakin benar memang bahwa suharto bukan satu-satu nya gober di negeri bebek itu,, masih banyak antek-antek gober yang mungkin kini telah menjadi gober-gober baru karena memang dari dulu telah menganut goberisme,, hHe,,
    dan mungkin kita harus menunggu kematian antek-antek gober itu,,

    keeP uP the gooD woRk,, om!!

  25. suDah 40 hari paman gober kita mangkat,,
    gimana kalo om seNo bikin cerpen lagi tentang keluarga gober yang penuh intrik itu,,hHe (sekaliGus ‘nyinDir’ acaRa2 pemfitnahan sepihak yang ngaku2 sbg infotainment itu)

    saya sudah lama sekali baca cerpen ini dan tetap saja menarik sampai saat ini malah tetap menjadi cerpen favorit saya (disamping manusia kamar),,

    tapi saya yakin benar memang bahwa suharto bukan satu-satu nya gober di negeri bebek itu,, masih banyak antek-antek gober yang mungkin kini telah menjadi gober-gober baru karena memang dari dulu telah menganut goberisme,, hHe,,
    dan mungkin kita harus menunggu kematian antek-antek gober itu,,

    keeP uP the gooD woRk,, om!! (gaPapa to saya panggil oM)

  26. Om Seno, bikin cerita pendek lagi donk terus dibukuin yang kayak “Iblis tidak pernah Mati”… keren2 ceritanya termasuk “kematian paman gober” –> berati warga kota bebek sudah lega hehe

  27. sebenernya kalo keluarga gober yang pelit kya paman gober , pasti endak ada cerita bebek terkaya…—> love duck.
    jangan kaya manusia punya sifat pelit dan serakah, !!!
    ndak ada puasnya, bebek makan bebek endak ada, tapi manusia makan manusia sudah ada ( kanibal ). parah !!!

  28. sebenarnya semua orang,donal bebek,kwik,kwek,kwak,miki tikus,brigitta,mini tikus,karel kuda,klarabella sapi,gufi,pluto,untung angsa,didi bebek,lubas,lang ling lung,nenek bebek tidak ingin paman gober mati,dan kwek sebenarnya bisa berbicara.kecuali mungkin yang menunggu kematian paman gober adalah roker bebek(musuh paman gober,juga kaya),gover bebek(musuh paman gober,bebek terkaya ke-2 setelah paman gober),gerombolan siberat(musuh paman gober yang sering merampok gudang uang paman gober),dan penjahat penjahat yang lain.dan paman gober sendiri sebenarnya tidak ingin keluarganya mati.

    Wibi,pengemar berat paman gober

    15 november 2009

  29. PAMAN GOBER!!! AKU FANS DIA!!! tapi,aku akan mengajukan berberapa pertanyaan. siapa pacar gober bebek? answers: bridgeet bebek dan….. lho lupa ?! kwak,kwik, kwek benarkah mereka keponakan donal? benarkah untung akan merebut desi dari gengaman donal? apakah paman gober tidak mandi dengan air? melainkan dengan uang??? mengapa mimi hitam ingin mencuri keping keberuntungan dari paman gober???apakah lampu lung dibuat lang ling lung sendiri???mengapa desi malu dan marah jika donal jualan kacang di depan teman temanya??? dari: lisa fans berat paman gober

  30. Sebenarnya paman gober itu baik tapi setelah kaya dia sombong saya sebenarnya tidak suka dengan paman gober karna kesombonganya.donal dan didi sudah bekerja keras tapi bukan terimakasih tapi malah marah2.memang paman gober itu tidak tahu diuntung.

  31. lagian paman gober ngak sejahat itu , coba baca buku nya deh Indonesia : Kisah hidup Paman Gober
    Inggris: The Life and Times of $crooge Mcduck, hidup nya penuh perjuangan dan juga ada “Pesan – Pesan” nya loh

  32. Kalau baca cerita gober bebek yang asli *komiknya maksudnya*

    Gober bebek sebenarnya gak jelek sifatnya.. Dia pekerja keras, menghargai benda atau sesuatu dengan nilai, bukan harga.. Dia bukan kolektor tapi pecinta ^^

  33. bai de wei… kwak, kwik, kwek itu siapanya paman gober yah(merujuk teks sebenarnya)? Donal bebek yg keponakan paman gober m’manggil paman gober dgn ‘paman gober’. Sedang kwik, kwak, kwek yg notabene keponakan dari donal bebek juga masih memanggil paman gober dgn sebutan paman gober. jadi seharusnya ke-3 kwekk.. kwekk ini cucunya paman gober kah -_____________-)a
    *euforia paper SGA ^^

  34. paman gober adalah pak suharto, hhahahahaa, jempoll, sudah sejak 1994 masyarakat menginginkan dia mati, ato bahkan jauh di tahun-tahun sebelumnya. ini cerpen jempol!!

Tinggalkan komentar