Di Larang Menyanyi di Kamar Mandi

Di Larang Menyanyi di Kamar Mandi

      

Cetakan I Edisi I, 1995
Diterbitkan oleh Subentra Citra Pustaka
Cetakan III Edisi II, April 2006

Diterbitkan oleh Galang Press

Daftar Isi :

1. “Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi” (2005), ditulis pertama kali sebagai skenario untuk film televisi tahun 2001, belum pernah difilmkan; dituliskan kembali sebagai prosa pada November 2005, dipublikasikan pertama kali dalam buku Dilarang menyanyi di Kamar Mandi Edisi Kedua ini.
2. “Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi” (1991), harian Suara Pembaruan, 1991, sebagai Kamar Mandi. Dimuat kembali dalam Lembaran Mastera, sisipan Horison, Dewan Sastera (Malaysia) dan Bahana (Brunei Darussalam) untuk Majlis Sastera Asia Tenggara, dokumentasi dari Horison No.2/Januari 2000.
3. “Duduk di Tepi Sungai”, harian Kompas, 4 September 1988.
4. “Bibir yang Merah, Basah, dan Setengah Terbuka…”, harian Kompas, 25 Juni 1989.
5. “Bayang-Bayang Elektra”, harian Kompas, 25 Juni 1989.
6. “Mestikah Kuiris Telingaku Seperti Van Gogh”, harian Suara Pembaruan, 1989, sebagai Gombal.
7. “Duduk di Depan Jendela”, harian Kompas, 10 September 1989.
8. “Kriiiingng!!!”, harian Kompas, 11 Maret 1990.
9. “Lambada!”, majalah Mode, 1990.
10. “Guru Sufi Lewat”, harian Kompas, 13 Mei 1990.
11. “Midnight Express”, harian Kompas, 1990.
12. “Segitiga Emas”, harian Suara Pembaruan, 1991.
13. “Seorang Wanita di Sebuah Loteng”, majalah Mode, 1991.

12 pemikiran pada “Di Larang Menyanyi di Kamar Mandi

    1. Salah satu novel roman yang saya suka karya SGA adalah Negeri Senja.bagaimana kita diajak larut dalam situasi cerita seolah kitalah yang menjadi pemeran utama yang mengembara kesuatu negeri dimana matahari tak pernah terbenam sungguh adalah sebuah kenikmatan tersendiri.saya berharap suatu saat ada yang memfilmkan novel Negeri Senja karya Seno Gumira Ajidarma ini.

  1. hahaha.. betul sekali Anggi!
    seno bisa teriak ‘dilarang menyanyi di kamar mandi’, tapi tak bisa menahan diri untuk tidak menindas SUKAB dalam cerita-ceritanya ..

  2. sumpah, yang paling menyadarkan klo hidup ini benar2 tidak selalu indah ada SGA dengan “sebuah pertanyaan untuk cinta”, kemudian kenal “sepotong senja untuk pacarku” …

  3. salam kenal, pak.
    baru amsuk kali pertama ni ke blog ini…
    bakal mulai mengoleksi buku penjenengan, nih.

    salam dari (sesama) Jogja…

  4. sebuah pertanyaan untuk cinta dan languae dua kumpulan cerpen Seno yang ku miliki kucup membuatku lebih dapat berimajinasi, hebat, hebat walau terkadang klise tapi tetap berhubungan dengan kehidupan yang saat ini sedang banyak diperbincangkan.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s