Surat dari Palmerah

Surat dari Palmerah

            

                       

Cetakan I, April 2002

Diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia

Daftar Isi:
· Politik & Dasi || Timtim & Yuppies || Golkar & AC Milan || Golput & Golput || Politik & Tentara || Politik: Secuil Kesadaran || Tiga Humor Sufi || Berpolitik itu Pandai Bicara || Perbudakan Ideologi || Politik & Wayang || Kekayaan || Rousseau di Bawah Pohon || Labirin Kebencian || GM & KA-I-PE-PE || Politik Kresna || Gandari & Ambisi || Maut atawa Waktu || Demam Sun Tzu || Belajar Jadi Kaya || Machiavelli || Seratus Samurai || Dua Wajah Kresna || Bertahanlah, Mega || Percakapan dengan Goenawan || Politik dan Pengkhianatan || Hidangan Kaum Oposan || Politik Adu Domba || Jangan Berhenti Berpikir || Mabuk Politik || Politik Terhormat, Politik Kampungan || Togog: Politik Pengabdian || Tidak Berpolitik Adalah Berpolitik || Socrater & Mimbar Bebas || Rashomon: Politik Kebohongan || Car & Culture || Tembok Ideologi || Olahraga & Kita || Hands Hace No Tears To Flow || Loyalitas: Politik Melayu || Mencuri Start || Panji Tengkorak & Partai Pengemis || Bel-Geduel-Beh Tongtongsot || Orang Jawa Main Kartu || Blambangan: Politik Minoritas || Wulang Reh || Thanibala || Astabrata || Zen || Raden Saleh & Diponegoro || Penjara Kebencian || Politik Aneksasi || Insiden Lebak || Macbeth: Kekuasaan & Paranormal || Cogito Ergo Sum atawa Waton Suloyo || Permainan & Standar Ganda || Politik Bandit || Bangsa Wayang || Politik Kumbakarna || Mimpi || Politik Bunuh Diri || Kapital || Ekonomi & Media || Kejahatan Orang Baik-Baik || Nomenklatura || Puputan || Keris & Kekuasaan || Singa || Parikesit || Tzurezuregusa || Oedipus || Raja yang Buta || Politik: Plus Minus || Sampet Engtay & Kekuasaan || Dewabrata & Kursi || Tokoh Pinggiran || Arjuna Belajar Memanah || Űbermensch || Desa & Kota || Tagore || Cendekia || Wajah Pemerintahan || Ekosistem: Amungme vs Freeport || Tikus || D untuk Diana || Negeri Tikus || Kesenian & Kepalsuan || Pemimpin Masa Lalu || Wakil Rakyat || El Nino atawa Kambing Item || Bacot || Panta Rhei || Apa Saja Boleh || Dekosmologisasi || Yang Amat Terpelajar || Berpikir, Mengapa Tidak || Penabuh Gong || Topeng || Lamour de risque || Eksistensialime || Mendengar || Pandawa Samar || Dunia di Mata Laron || Aku Cinta Duit || Perubahan || Lepas Landas || Memble || The World id Round || Reformehong || Topeng Kekuasaan || (Absen) || Bisakah Kita Menghindari Politik? || Transisi: Politik Kurawa || Bohong || Hancurnya Suatu Bangsa || Kalangon || Teater || Sentimen || Suci Sang Primadona || Gelap || Ilusi-ilusi Kebenaran || Keberanian Manusia || Pertanyaan Sebuah Kursi || Narkotika || Tanakung || Pembagian Kekuasaan || Pengampunan || Ingatlah, Bung! || Melawan Ketakutan || De Atjehers

13 pemikiran pada “Surat dari Palmerah

  1. buku ini enteng di baca.. menggelitik.. santai.. tidak menggurui
    mengajak kita untuk selalu peka dengan peristiwa.

  2. bener isi buku ini menarik banget… satu2nya yg ga bagus adalah model bukunya yg melebar.. jd repot kalo dibaca sambil ngangkot 😛

Tinggalkan komentar