Sembilan Semar

Sembilan Semar

 

SIAPAKAH yang percaya Semar itu benar-benar ada? Di dunia ini adakah satu orang saja yang percaya betapa manusia yang buruk rupa, membosankan, dan mulutnya berbusa dengan petuah itu sebenarnya memang ada – cuma saja dia bersembunyi entah di mana? Semar memang ada gambarnya. Ada wayang kulitnya. Ada pula pemain wayang orang yang memerankannya. Semar itu seolah-olah memang ada, jadi nama toko emas, cap batik, merek kecap, trade mark kaos oblong murahan, dan entah apa lagi – tapi apakah ada orang yang bisa percaya Semar itu sebenarnya memang berada di dekat-dekat kita saja? Tidak seorang pun di muka bumi ini bahkan pernah bermimpi, bahwa Semar benar-benar ada. Sampai dia muncul di tengah orang banyak di jalanan itu, mengacungkan telunjuknya yang bergetar ke langit, dan mengeluarkan suara.

“Oladalah, lae, lae…”

Suaranya menggelegar di angkasa, selayaknya dewa yang sedang murka. Orang-orang ternganga, tidak bisa mempercayai penglihatannya. Ada yang menggosok mata, ada yang bengong menyeringai saja, ada pula yang coba-coba memotretnya. Semua orang langsung percaya itu memang Semar, tapi sekaligus juga semua orang tidak bisa percaya bahwa Semar itu benar-benar ada. Sama sekali tidak seperti pemain wayang orang. Ia tidak memakai make up. Ia tidak mengenakan kostum. Ia tidak memang topi rambut palsu. Tidak memasang bantal di pantatnya. Ia memang Semar. Asli Semar. Semar tulen. Tapi, bagaimana mungkin Semar itu ada?

Ia berdiri di sana, di bundaran Hotel Indonesia dengan wajah penuh amarah. Ia bukan lagi Semar yang sabar. Orang-orang kaget. Semar yang marah adalah Semar yang berbahaya. Gawat. Jangan sampai ia keluarkan kentutnya. Hancur nanti dunia dibuatnya.

Memang ia Semar. Wibawa yang meyakinkan memancar dari tubuhnya. Jalanan langsung macet. Lampu merah mati tidak berfungsi. Semua orang mendekat. Antara percaya dan tidak percaya semua orang melangkah ke satu arah. Memang ia Semar. Bukan badut Ancol, bukan pemain wayang orang, atau orang gila yang mencoba menarik perhatian. Percaya atau tidak, ia memang Semar, tidak ada yang meragukannya, meski hampir semua orang masih tetap saja tidak habis pikir. Ternyata Semar itu memang ada. Busyet. Mau apa dia?

Tapi Semar belum mengucapkan apa-apa. Bibirnya bergetar menahan perasaan. Orang-orang menunggu. Jika Semar sempat muncul di dunia nyata, pasti ada peristiwa yang luar biasa. Sudah berabad-abad ia bersembunyi saja entah di sudut bumi yang mana. Entah di mana ia tidur, entah di mana ia makan, entah di mana ia menjalani hidupnya sebagai Semar. Apakah ia diam-diam menonton wayang kulit dari balik kegelapan? Apakah ia berada di deret paling belakang ketika Semar muncul hanya untuk diejek-ejek oleh anak-anaknya, Gareng, Petruk, Bagong, dalam babak goro-goro yang merupakan ajang para punakawan menggugat keadaan?

Semar, Semar, oladalah Semar. Memang ia Semar. Badannya gemuk bulat, rambutnya berkuncung putih, mata rembes selalu berair, hidung pesek, dan bibirnya cablik. Memang ia Semar. Katanya laki-laki, tapi dadanya montok dan jalannya megal-megol seperti perempuan. Katanya dewa, tapi penampilan rakyat jelata. Cuma jadi punakawan, tapi kesaktiannya bukan hanya melebihi ksatria, melainkan juga Batara Siwa. Semua orang tahu riwayat hidup Semar – Batara Ismaya yang terkutuk untuk mengabdi kebenaran sepanjang hidupnya. Bila kebenaran berada dalam bahaya, itulah saat Semar untuk muncul mengembalikan kedamaian dunia. Namun apabila ia muncul sekarang, apakah yang akan diluruskannya? Jangan-jangan ia tidak mengerti. Jangan-jangan ia tidak mengikuti perkembangan. Jangan-jangan selama ini ia tidur saja berpuluh-puluh tahun seperti Kumbakarna. Siapa tahu ia tidak tahu bagian bumi yang satu ini baik-baik saja. Sungguh-sungguh aman, gemah ripah loh jinawi tata tentrem karta raharjo. Yeah, Well, well, well – apakah yang akan dilakukan Semar? Jangan-jangan ia hanya akan mengacau saja. Banyak orang sudah senang dengan keadaan sekarang. Sudah banyak keuntungan. Seorang Semar yang datang memberi peringatan hanya akan mengacaukan ketenangan.
***
LANGIT mengendap. Matahari sembunyi. Gamelan berbunyi. Seorang intel memberi laporan situasi lewat handphone.

“Ya, betul Komandan, ia memang Semar. Ciri-cirinya cocok. Kulitnya putih seperti kulit sapi. Ia pakai sarung. Telunjuknya menuding ke atas seperti dalam wayang orang, tapi kali ini ia kelihatan marah.”

“Tapi ia memang Semar bukan?”

“Memang Semar, Bos.”

“Huss, bas-bos-bas-bos, Komandan!”

“Siap! Memang Semar, Komandan!”

“Betul-betul Semar?”

“Asli!”

“Bukan Semar gadungan? Awas, hati-hati, dalam cerita wayang banyak tokoh gadungan lho!”

“Ini asli, Komandan! Asli Semar!”

“Kalau begitu saya juga mau lihat ah!”

Komandan itu sudah mau berangkat ketika handphone-nya bertulililit lagi. Seorang intel lain meneleponnya.

“Laporan Komandan! Ada Semar di Patung Pizza.”

“Lho Semar lagi? Maksud kamu di bundaran Hotel Indonesia?”

“Bukan Komandan, saya bertugas di Patung Pizza.”

“Semar di Patung Pizza? Kamu mabok? Kamu tripping ya?”

“Saya tidak tripping Komandan, saya tidak menenggak inex kalau sedang bertugas. Sungguh mati, saya melihat Semar di Patung Pizza.”

“Di atas pizza-nya?”

“Bukan! Di bawah! Sekarang jalanan macet total!”

“Tangkap dia! Pasti yang itu gadungan!”

“Ini asli, Komandan, asli Semar!”

“Busyet, busyet! Pagi-pagi sudah ada kejadian konyol seperti ini. Pasang matamu dengan benar, Semar itu asli atau bukan, soalnya di bundaran Ha-i juga ada Semar!”

“Sungguh mati! Ini Semar asli, Komandan! Kulitnya merah semua!”

Hampir saja handphone Komandan terlepas dari tangannya karena terkejut.

“Merah! Di Ha-i Semarnya putih!”

“Di sana yang gadungan Komandan! Ini betul-betul Semar Merah yang asli!”

“Semar Merah! Semar Putih! Mana yang asli?”

“Lho, Komandan, Semar itu bisa mengubah diri jadi apa saja, jadi ksatria cakap bisa, jadi wanita cantik pun bisa.”

“Tapi mestinya yang asli cuma satu toh?”

“Aduh, Bos…”

“Komandan!”

“Siap! Komandan! Apalah yang tidak mungkin bagi Semar? Saya kira dua-duanya asli, Komandan!”

“Dua-duanya asli! Busyet! Apa yang dilakukan Semar Merah itu di bawah Patung Pizza?”

“Ia menari-nari, Komandan!”

“Menari-nari?”

“Iya Komandan! Semar menarikan tari perang suku Indian!”

“Semar menarikan tari perang suku Indian? Kamu pasti tripping!”

“Sumpah mati Komandan, saya malah belum makan dari pagi.”

Semar yang seluruh tubuhnya berwarna merah memang sedang menari. Badannya yang gemuk berputar-putar dengan lincah membawakan tari perang suku Indian, seolah-olah sedang mengitari api unggun. Langit memperdengarkan bunyi perkusi. Jalanan macet. Orang-orang menonton. Mereka juga belum habis pikir bahwa Semar ternyata memang ada. Meskipun lazimnya Semar itu berwarna putih, tapi Semar yang merah ini sama meyakinkannya seperti Semar. Bukan pemain wayang orang, bukan pula badut Ancol. Memang asli Semar.
***
KOMANDAN itu tidak jadi pergi. Ia tetap berada di dalam kantornya dan berpikir. Ia seorang perwira cerdas lulusan Magelang dengan tambahan kursus-kursus di West Point. Ia tidak mau sembarangan bertindak. Ia bukan orang yang grasa-grusu dan selalu ingin kelihatan gagah. Setiap peristiwa ada maknanya. Setiap makna harus diuraikan tujuannya. Ia harus berpikir dari konteks ke konteks, dari penafsiran satu ke penafsiran lain. Apakah peristiwa ini bermuatan politis? Apakah ada unsur-unsur subversif? Apakah ini cuma cara untuk mengalihkan perhatian dari tujuan sebenarnya? Atau apakah ini cuma semacam teater eksperimental? Belakangan ini intel-intel sering melaporkan, bahwa para seniman sudah semakin nekad melakukan segala cara supaya dirinya terkenal, termasuk mengambil risiko ditangkap petugas keamanan.

Di antara banyak kemungkinan ia memusatkan pikirannya kepada satu hal: apakah ada bedanya jika ini Semar asli atau Semar pura-pura? Memang kedua intelnya melaporkan bahwa kedua Semar ini asli. Tapi, begitulah, apa ya mungkin Semar itu ada? Meskipun begitu, kalau orang-orang ini sudah percaya Semar yang dilihatnya memang asli, apakah masih penting Semar ini asli atau palsu? Ia tetap saja Semar. “Tidak penting benar Semar ini asli atau tiruan,” pikirnya, “yang penting apakah yang dilakukannya mengganggu keamanan.” Kalau Semar asli, ia tidak akan mengacau. Entahlah kalau Semar jadi-jadian. Namun kalau ada yang palsu, bukankah ada yang asli?

Handphone-nya bertulililit lagi.

“Laporan! Ada Semar Hijau di bawah Patung Diponegoro!”

“Busyet,” Komandan itu menggerutu, “memangnya ada berapa Semar di dunia ini?”

“Laporan! Semar Hijau di Patung Diponegoro dikerumuni orang banyak! Apakah yang harus saya lakukan?”

“Apa yang dilakukan Semar Hijau itu?”

“Ia bertapa!”

“Bertapa? Bertapa bagaimana?”

“Bertapa ya bertapa, seperti bersemadi begitu, kakinya bersila, tangannya sedakep, dan matanya terpejam.”

“Apakah ia memang Semar?”

“Asli Semar, Komandan! Jambulnya melambai-lambai tertiup angin!”

“Bagaimana orang-orang?”

“Orang-orang mengerumuninya, mereka menunggu Semar itu menyelesaikan tapanya dan mengucapkan sesuatu.”

“Banyak?”

“Banyak sekali! Situasi hiruk pikuk di sini! Mohon petunjuk!”

“Dasar mental petunjuk! Sudah, kamu di sana saja dan mengawasi terus!”

Sudah tiga Semar muncul hari ini. Semar Putih, Semar Merah, dan Semar Hijau. Apakah maknanya? Semar-Semar ini ketiga-tiganya lebih dari meyakinkan sebagai Semar. Bisa saja ketiga-tiganya Semar asli. Apalah yang tidak mungkin bagi Semar bukan?

Tulililililililit.

“Semar lagi?”

“Semar Hitam, Komandan! Semar Hitam muncul di patung Pemuda Menuding.”

“Sekarang Semar Hitam! Busyet! Apa juga menari-nari?”

“Tidak Komandan! Semar Hitam tidak menari, Semar ber-bungee jumping!”

“Bungee jumping bagaimana?”

“Ia meloncat dari atas Patung Pemuda Menuding, kakinya diikat tali, kepalanya cuma setengah meter dari bumi ketika sampai di bawah, setelah itu ia terbang ke atas patung lagi, dan terjun lagi.”

“Busyet. Bagaimana keadaan?”

“Macet total, Komandan! Jalan tol juga macet! Semar Hitam jadi tontonan! Mohon petunjuk!”

“Petunjuk dengkulmu! Tetap di sana dan awasi terus perkembangan.”

“Siap! Laksanakan!”
***
KOMANDAN minta dikirim helikopter. Dalam waktu singkat ia sudah mengudara. apakah Semar-Semar ini harus ditangkap dengan tuduhan bikin onar? Masalahnya, kalau Semar-Semar ini ditangkap, apakah orang-orang yang sudah percaya bahwa Semar-Semar ini memang Semar tidak akan protes? Komandan itu mengerti benar. Diam-diam orang banyak merindukan Semar. Orang banyak menginginkan Semar datang membawa perubahan. Orang-orang yang terlalu banyak berharap ini mungkin lebih berbahaya dari Semar. Sedangkan Semar itu sendiri, kalau ia memang Semar, kenapa harus takut? Semar itu orang baik. Penyelamat kehancuran dunia. Masalahnya, apakah Semar-Semar ini memang Semar? Memang Semar, Ki Lurah Badranaya dari Karang Tumaritis?

Dari udara, satu per satu, Semar-Semar itu dilihatnya. Semar Putih mengacungkan telunjuknya ke angkasa, dengan bibir bergetar menahan amarah di bundaran Hotel Indonesia. Semar Merah berputar-putar menarikan tari perang orang Indian di Patung Pizza. Semar Hijau bertapa dikerumuni orang banyak di Patung Diponegoro. Semar Hitam menggemparkan dengan atraksi bungee jumping di Patung Pemuda Menuding. Well, well, well, apakah yang akan ditulis koran-koran tentang ini semua? Ini sungguh suatu peristiwa langka, dalam sejarah pewayangan maupun sejarah dunia.

Helikopter yang ditumpangi Komandan mengelilingi Jakarta. Deretan kemacetan yang panjang tampak di mana-mana. Handphone terus menerus bertulilililit melaporkan kehadiran Semar-Semar yang lain. Semar Kuning main skateboard di atas kap mobil-mobil yang macet sepanjang jalan tol. Semar Ungu melakukan aksi duduk di tangga Gedung Dewan Perwakilan Rakyat. Semar Oranye tiba-tiba muncul di layar TV, ia berada di atara para pemain basket NBA, merebut bola dari Michael Jordan maupun Shaquille O’Neal, melakukan slam dunk sampai seratus kali di ring kedua tim.

“Semar sampai ke Amerika?”

“Lho, selain kelihatan dari siaran langsung TV, ini memang laporan intel kita dari Chicago!”

Komandan itu tiba-tiba merasa dirinya tripping, meskipun seumur hidup ia belum pernah menenggak inex. Ketika itu dari udara dilihatnya Semar Biru Metalik menari bedaya di atas simbol Planet Hollywood. Ia belum pernah melihat tari bedaya dibawakan sehalus itu. Yeah. Apalah yang tidak bisa dilakukan Semar?
***
“PULANG ke markas,” kata Komandan kepada pilot.

Ia sudah berpikir untuk menangkap delapan Semar itu dengan jala, karena kemacetan Jakarta sudah tidak bisa dibiarkan lagi. Semar atau bukan Semar, ia harus patuh kepada hukum. Ia akan mengirimkan delapan helikopter serentak ke delapan penjuru untuk menangkap Semar-Semar itu dengan jala dari udara. “Biarlah ia keluarkan kentutnya yang lebih dahsyat dari senjata nuklir itu,” pikir Komandan, “kami toh selalu siap untuk mati.”

Namun ketika ia masuk kembali ke kantornya, Semar Putih yang tadi dilihatnya di bundaran Hotel Indonesia sudah duduk di kursinya sambil mengusap-usap kuncung.

“Duduk,” kata Semar itu, seolah-olah ia yang punya kantor. Komandan pun duduk, seperti tamu. Entah kenapa, ia tiba-tiba merasa hormat.

“Ananda Komandan tidak perlu menangkap kami dengan jala,” ujar Semar, yang ternyata betul-betul weruh sadurung winarah, “kami tidak akan selamanya show di Jakarta. Tugas kami banyak, bukan cuma di Indonesia saja. Kami datang hanya untuk memberi peringatan.”

“Peringatan apa?”

“Itulah yang harus kalian pikirkan sendiri, karena Semar tidak memberi ceramah. Semar tidak perlu berseminar untuk menjelaskan maksudnya. Semar hanya datang untuk memberi tanda-tanda.”

“Saya mengerti Bapak Semar.”

“Ah, jangan panggil saya Bapak, saya bukan bapak kamu.”

“Jadi bagaimana saya harus memanggil Andika?”

“Panggil Bung saja, Bung Semar.”

“Baik Bapak… eh Bung Semar.”

“Sekarang aku pergi. Jangan khawatir, ketenangan akan kembali. Goodbye. Adios. Ciao!”

“Ciao!”

Semar Putih itu menghilang. Handphone bertulilililit berkali-kali mengabarkan kepergian Semar-Semar yang lain. Hari ini delapan Semar datang ke Jakarta, tulis Komandan itu dalam catatan hariannya, aku sudah berlatih untuk menghadapi setiap kejutan, tapi tidak kejutan seperti ini. Sayang sekali, foto-foto yang dibuat para wartawan tidak ada yang jadi. Sampai sekarang aku tidak tahu, Semar itu sebenarnya betul-betul ada atau tidak.

Senja telah tiba. Hari yang sungguh melelahkan untuk Komandan. Ia ingin segera pulang, ketemu anak-istri, dan berkaraoke. Sebelum ke luar ruangan, ia melihat dirinya di cermin. Di atas cermin itu ada tulisan: Sudah Rapikah Anda Hari ini?

Komandan itu tidak bisa mempercayai matanya.

“Aku? Aku sudah berubah menjadi Semar Fiberglass? ***

(Taman Manggu, Sunday Wage, 6 Oktober 1996. 09:15)

71 pemikiran pada “Sembilan Semar

  1. Hargailah budaya. Hargailah sejarah.
    Jangan membuat cerita-cerita dunia modern dengan nama-nama seperti Semar, Arjuna, dsb.
    Apa Anda kira Semar tak mengutuk Anda dengan mengarang-ngarang cerita tentang dia?
    Masih banyak nama-nama rekaan yang bisa dipakai. Gunakan itu.
    Kebebasan berekspresi hendaknya tak diwarnai dengan karma buruk akibat melecehkan tokoh-tokoh suci.
    Mungkin Anda cuma nonton pagelarang wayang saja. Di benak Anda tampak sosok gendut pembantu satria yang bisa dilucu-lucuin. Cobalah belajar sejarah lebih dalam.
    Memang banyak orang-orang membenarkan tindakan Anda selama ini, tapi sudah umum terjadi orang bodoh lebih banyak daripada orang pintar.
    Energy Anda begitu besar. Umur Anda berjalan terus menuju maut yang sudah ada tanggalnya. Kenapa tak gunakan energy pikiran Anda itu untuk membuat cerita-cerita bernafaskan spiritualisme yang dapat membantu hajat hidup orang banyak dengan mendongkrak semangat mereka dalam berkarya? Jangan masturbasi sendiri saja. Pikir dong kesejahteraan orang lain bagaimana… perkembangan kesadaran mereka bagaimana…
    Anda seorang seniman. Semua seniman sudah tertera misi untuk menolong orang melalui ungkapan “rasa” dan ekspresi seni mereka, meski bukan nabi.
    Jadi, mulailah. Tunggu apa lagi.

  2. kadang kritis soal budaya dan sejarah boleh-boleh saja
    tapi toh sering kali nama2 yang dipakai digunakan sebagai sebuah simbol dengan karakter dan pewatakan yang mendekati apa yang diceritakan dalam sejarah dan budaya yang kita kenal
    jadi apa salahnya memakai nama tokoh2 besar??
    justru pesan yang ingin disampaikan dari sebuah karya akan jadi lebih mengena
    Tul ga???

  3. Pro: ratuadil…
    Mbak ato Mas, justru dengan mendekonstruksi tokoh-tokoh (pewayangan), kita sangat menghargai budaya. SGA tahu betul karakter-karakter pewayangan sehingga “berani” mengambil nama seorang tokoh “dewa” dalam ceritanya. BTW apakah anda tahu istilah dekonstruksi dalam sastra?

  4. ha ha asik neh..ada yag pro ada yang kontra nama wayang dipake..namun yag perlu diketahui bahwa ada sebagian orang yang percaya bahwa tokoh wayang adalah real adanya..

  5. ratuadilsatriapinandhita:
    Kenapa tak gunakan energy pikiran Anda itu untuk membuat cerita-cerita bernafaskan spiritualisme yang dapat membantu hajat hidup orang banyak dengan mendongkrak semangat mereka dalam berkarya?

    Saya kita cerpen ini memiliki nafas spiritualitas yang tinggi, dan tentu dapat membantu hajat hidup orang banyak dengan mendongkrak semangat dalam berkarya.
    Cerpen ini sangat membangun moral manusia. Kalau anda mengerti akan simbol-simbol yang digunakan dalam cerpen ini, tentu anda akan menarik ucapan anda di atas. Mengapa kok SEMAR, mengapa kok KOMANDAN, setting-settingnya kok HOLLYWOOD, lapangan basket, bunderan jakarta, Patung Diponegoro, dll. Saya yakin sepenuhnya nilai bahasa Indonesia anda tidak pernah di atas angka enam.

  6. em….
    dalam karya seni menurut saja sah2 saja untuk menggunakan nama seorang tokoh besar…
    coba bayangkan jika harus menggunakan nama lain sebagai ganti atas tokoh yg karakterisasinya mendekati semar..
    tentu pembaca tak akan mengerti dan tujuan atau maksud dari sastra tersebut tak akan tersampaikan..
    semar memang adalah tokoh simbolis dari dunia pewayangan..
    namun jika hanya masalah nama , akan menjadi tidak masuk akal jika akan menjadi yg seperti di jelaskan di atas td.
    apakah toko yg memakai nama semar..orang yg memberikan anaknya nama semar…
    atau apa yg berhubungan dengan nama semar menjadi tabu?
    ya tampaknya kita perlu merefleksikan diri kita …agar dapat lebih bijaksana dalam bertindak,berpikir maupun berbicara..

  7. “Itulah yang harus kalian pikirkan sendiri, karena Semar tidak memberi ceramah. Semar tidak perlu berseminar untuk menjelaskan maksudnya. Semar hanya datang untuk memberi tanda-tanda.”
    cobalah untuk mengintrospeksikan diri qt sendiri terlebih dahulu.. karena SEMAR tidak mementingkan nama untuk diingat atau dikenang ataupun disembah.. tapi lebih pada apa yang sudah disiratkan NYA, atau mungkin dalam bahasa yg berbeda.. jadi semua sah saja asal ber ALASAN YANG JELAS.. ga cuma OMONG KOSONG..

  8. Saya Percaya akan adanya Semar, dan saya biasa memanggilnya Eyang Aki, saya sudah di bimbingnya masuk kealam kehidupan Spiritual yang menurut saya sangat tinggi dan itu berkah dari NYA…Percaya atau tidak yakin lah jika kita butuh bimbingan dia akan datang membawa Wahyu Illahi.

  9. Semar memang sudah dikutuk untuk menjaga anak keturunannya batara guru (ya kita2 ini). padahal kutukan itu akibat permainan dari batara guru sendiri. namun semar akan menghadap sanghyang wenang apabila anak turunannya berbuat yang tidak adil.
    jadi ingat iklan minuman, “sudahkan anda berbuat adil hari ini?”….. saya sudah “dua”… wakakak….

  10. benar….
    banyak orang terutama kawula muda sudah melupakan sejarah, adat sendiri….
    banyak juga yang mengaku semar, terlepas itu semar benar atau bukan karena arti “samar”
    mungkin pertanyaannya adalah “sanggupkah kita berani mengambil tindakan atas adat, kebudayaan dan sejarah kita sendiri…?”
    salam damai

  11. Assalam………………………………………….
    Alhamdulillah anda masih ingat dengan nama Semar sebagai figur yang sangat dihormati dalam pewayangan. Kalau anda menyakin dalam hidup ini ada jagat gede (besar) dan ada jagat cilik (kecil), dan anda sebagai seniman mengilustrasikan sikon jagat gede seperti cerita anda diatas, apakah sikon jagat kecil anda (dalam diri anda) juga seperti cerita tersebut ?
    he he he …………………….. ayak naon budak ?
    Bisa saja anda mancing komentar dari beberapa orang seperti berbuat sensasi dengan carita anda.
    Tapi mungkin juga anda berasumsi bahwa sikon masyarakat, bangsa, negara dan alam sekarang sudah sangat amat berantakan ?
    APAKAH SUDAH SAATNYA LAKON SEMAR NUNTUT JANJI ?
    Mudah-mudahan anda masih ingat sejarah, bahwa 500 Tahun yang lalu Sabdo Palon Nyoyo Genggong (titisan semar) mukso karena berselisih pahan dengan Raden Wijaya dan berjanji akan datang kembali ke dunia nyata ini 500 tahun mendatang. Dan sekaranglah saatnya ? itung-itung sudah telat 14 tahun nih, apakah memang tertunda ?
    Terima kasih anda sudah mengingatkan orang banyak dengan karya anda ini ……………………..
    wassalam

    1. belum waktunya 500 tahun mas hitungan sampeyan dengan sabdo palon noyogenggong laen dan perjanjiannya bukan dengan R wijaya melainkan dengan Brawijaya V atau yang disebut sunan Lawu

      1. ya benar sekali,masih ada beberapa th lg,tdk lama lg janji sabda palon akan benar2 terjadi,kebenaran akan datang.

  12. Batara Semar

    MAYA adalah sebuah cahaya hitam. Cahaya hitam tersebut untuk menyamarkan segala sesuatu.

    Yang ada itu sesungguhnya tidak ada.
    Yang sesungguhnya ada, ternyata bukan.
    Yang bukan dikira iya.
    Yang wanter (bersemangat) hatinya, hilang kewanterane (semangatnya), sebab takut kalau keliru.
    Maya, atau Ismaya, cahaya hitam, juga disebut SEMAR artinya tersamar, atau tidak jelas.

    Di dalam cerita pewayangan, Semar adalah putra Sang Hyang Wisesa, ia diberi anugerah mustika manik astagina, yang mempunyai 8 daya, yaitu:

    1. tidak pernah lapar
    2. tidak pernah mengantuk
    3. tidak pernah jatuh cinta
    4. tidak pernah bersedih
    5. tidak pernah merasa capek
    6. tidak pernah menderita sakit
    7. tidak pernah kepanasan
    8. tidak pernah kedinginan

    kedelapan daya tersebut diikat pada rambut yang ada di ubun-ubun atau kuncung. Semar atau Ismaya, diberi beberapa gelar yaitu; Batara Semar, Batara Ismaya, Batara Iswara, Batara Samara, Sanghyang Jagad Wungku, Sanghyang Jatiwasesa, Sanghyang Suryakanta. Ia diperintahkan untuk menguasai alam Sunyaruri, atau alam kosong, tidak diperkenankan menguasi manusia di alam dunia.

    Di alam Sunyaruri, Batara Semar dijodohkan dengan Dewi Sanggani putri dari Sanghyang Hening. Dari hasil perkawinan mereka, lahirlah sepuluh anak, yaitu: Batara Wungkuam atau Sanghyang Bongkokan, Batara Siwah, Batara Wrahaspati, Batara Yamadipati, Batara Surya, Batara Candra, Batara Kwera, Batara Tamburu, Batara Kamajaya dan Dewi Sarmanasiti. Anak sulung yang bernama Batara Wungkuam atau Sanghyang Bongkokan mempunyai anak cebol, ipel-ipel dan berkulit hitam. Anak tersebut diberi nama Semarasanta dan diperintahkan turun di dunia, tinggal di padepokan Pujangkara. Semarasanta ditugaskan mengabdi kepada Resi Kanumanasa di Pertapaan Saptaarga.

    Dikisahkan Munculnya Semarasanta di Pertapaan Saptaarga, diawali ketika Semarasanta dikejar oleh dua harimau, ia lari sampai ke Saptaarga dan ditolong oleh Resi Kanumanasa. Ke dua Harimau tersebut diruwat oleh Sang Resi dan ke duanya berubah menjadi bidadari yang cantik jelita. Yang tua bernama Dewi Kanestren dan yang muda bernama Dewi Retnawati. Dewi Kanestren diperistri oleh Semarasanta dan Dewi Retnawati menjadi istri Resi Kanumanasa. Mulai saat itu Semarasanta mengabdi di Saptaarga dan diberi sebutan Janggan Semarsanta.

    Sebagai Pamong atau abdi, Janggan Semarasanta sangat setia kepada Bendara (tuan)nya. Ia selalu menganjurkan untuk menjalani laku prihatin dengan berpantang, berdoa, mengurangi tidur dan bertapa, agar mencapai kemuliaan. Banyak saran dan petuah hidup yang mengarah pada keutamaan dibisikan oleh tokoh ini. Sehingga hanya para Resi, Pendeta atau pun Ksatria yang kuat menjalani laku prihatin, mempunyai semangat pantang menyerah, rendah hati dan berperilaku mulia, yang kuat di emong oleh Janggan Semarasanta. Dapat dikatakan bahwa Janggan Semarasanta merupakan rahmat yang tersembunyi. Siapa pun juga yang diikutinya, hidupnya akan mencapai puncak kesuksesan yang membawa kebahagiaqan abadi lahir batin. Dalam catatan kisah pewayangan, ada tujuh orang yang kuat di emong oleh Janggan Semarasanta, yaitu; Resi Manumanasa sampai enam keturunannya, Sakri, Sekutrem, Palasara, Abiyasa, Pandudewanata dan sampai Arjuna.

    Jika sedang marah kepada para Dewa, Janggan Semarasanta katitisan oleh eyangnya yaitu Batara Semar. Jika dilihat secara fisik, Semarasanta adalah seorang manusia cebol jelek dan hitam, namun sesungguhnya yang ada dibalik itu ia adalah pribadi dewa yang bernama Batara Semar atau Batara Ismaya.

    Karena Batara Semar tidak diperbolehkan menguasai langsung alam dunia, maka ia memakai wadag Janggan Semarasanta sebagai media manitis (tinggal dan menyatu), sehingga akhirnya nama Semarasanta jarang disebut, ia lebih dikenal dengan nama Semar.

    Seperti telah ditulis di atas, Semar atau Ismaya adalah penggambaran sesuatau yang tidak jelas tersamar.

    Yang ada itu adalah Semarasanta, tetapi sesungguhnya Semarasanta tidak ada.
    Yang sesungguhnya ada adalah Batara Semar, namun ia bukan Batara Semar, ia adalah manusia berbadan cebol,berkulit hitam yang bernama Semarasanta.
    Memang benar, ia adalah Semarasanta, tetapi yang diperbuat bukan semata-mata perbuatan Semarasanta.

    Jika sangat yakin bahwa ia Semarasanta, tiba-tiba berubah keyakinan bahwa ia adalah Batara Semar, dan akhirnya tidak yakin, karena takut keliru. Itulah sesuatu yang belum jelas, masih diSAMARkan, yang digambarkan pada seorang tokoh Semar.

    SEMAR adalah sebuah misteri, rahasia Sang Pencipta. Rahasia tersebut akan disembunyikan kepada orang-orang yang egois, tamak, iri dengki, congkak dan tinggi hati, namun dibuka bagi orang-orang yang sabar, tulus, luhur budi dan rendah hati. Dan orang yang di anugerahi Sang Rahasia, atau SEMAR, hidupnya akan berhasil ke puncak kebahagiaan dan kemuliaan nan abadi.

    (herjaka)

    1. saya setuju bahwa SEMAR adalah sebuah misteri, rahasia Sang Pencipta. Rahasia tersebut akan disembunyikan kepada orang-orang yang egois, tamak, iri dengki, congkak dan tinggi hati, namun dibuka bagi orang-orang yang sabar, tulus, luhur budi dan rendah hati.
      di sudut Kabupaten Jepara, kecamatan Keling, desa tempur, puncak songo likor (29), disinilah legenda Semar berada, ada seseorang yang bernama Sahuri, ia tahu banyak tentang legenda itu, mulai dari puncak 29 yang berawal dari puncak 30 yang di tendang satu oleh Mbah Semar, karena beliau ingin bertapa hingga keturunannya yaitu diantaranya ada Eyang Sakri, Eyang Sekutrem, Eyang Palasara, Eyang Abiyasa, Eyang Pandudewanata dan masih banyak lagi keterangan yang dimiliki Bapak Sahuri yang sudah tidak dimiliki oleh orang-orang tua lainnya di desa Tempur, Keling, Jepara, Jawa tengah.
      ini asli karena ada banyak pendaki yang melakukan hal tidak senonoh yang akhirnya mati dengan cerita yang aneh,contohnya dulu itu ada kelompok mahasiswa yang mendaki puncak 29, salah seorang di antaranya melakukan peghinaan dengan menaruh celana dalam di atas petilasan Mbah Semar. dan saat turun dari atas puncak ia melihat bunga tapi teman-temannya tidak melihat hal itu, karena keindahan bunga yang dilihatnya ia pun, menghampiri bunga itu tapi saat dekat bunga itu pun ingin diraihnya tapi tak pernah ia dapatkan apa yang ia lihat itu dan akhirnya ia pun terperosok ke dalam jurang dan mati. dan masih banyak kejadian-kejadian yang terjadi di puncak 29.

  13. SEMAR adalah sebuah misteri, rahasia Sang Pencipta. Rahasia tersebut akan disembunyikan kepada orang-orang yang egois, tamak, iri dengki, congkak dan tinggi hati, namun dibuka bagi orang-orang yang sabar, tulus, luhur budi dan rendah hati. Dan orang yang di anugerahi Sang Rahasia, atau SEMAR, hidupnya akan berhasil ke puncak kebahagiaan dan kemuliaan nan abadi.

    1. di sudut Kabupaten Jepara, kecamatan Keling, desa tempur, puncak songo likor (29), disinilah legenda Semar berada, ada seseorang yang bernama Sahuri, ia tahu banyak tentang legenda itu, mulai dari puncak 29 yang berawal dari puncak 30 yang di tendang satu oleh Mbah Semar, karena beliau ingin bertapa hingga keturunannya yaitu diantaranya ada Eyang Sakri, Eyang Sekutrem, Eyang Palasara, Eyang Abiyasa, Eyang Pandudewanata dan masih banyak lagi keterangan yang dimiliki Bapak Sahuri yang sudah tidak dimiliki oleh orang-orang tua lainnya di desa Tempur, Keling, Jepara, Jawa tengah.
      ini asli karena ada banyak pendaki yang melakukan hal tidak senonoh yang akhirnya mati dengan cerita yang aneh,contohnya dulu itu ada kelompok mahasiswa yang mendaki puncak 29, salah seorang di antaranya melakukan peghinaan dengan menaruh celana dalam di atas petilasan Mbah Semar. dan saat turun dari atas puncak ia melihat bunga tapi teman-temannya tidak melihat hal itu, karena keindahan bunga yang dilihatnya ia pun, menghampiri bunga itu tapi saat dekat bunga itu pun ingin diraihnya tapi tak pernah ia dapatkan apa yang ia lihat itu dan akhirnya ia pun terperosok ke dalam jurang dan mati. dan masih banyak kejadian-kejadian yang terjadi di puncak 29.

  14. Bagi yang merasa punya darah jawa, maka kembalilah menggargai budaya jawa, iling marang jowone,leluhurnya. Yang diajarkan SEMAR itu membawa kedamaian. Maka hendaknya kita ” Iling Lan Waspodo” Dan “Ojo Dumeh”

    1. bagi yang masih punya darah jawa sebaiknya datang dan tanyakan langsung pada Bapak Sahuri di sudut Kabupaten Jepara, kecamatan Keling, desa tempur, puncak songo likor (29), disinilah legenda Semar berada, ada seseorang yang bernama Sahuri, ia tahu banyak tentang legenda itu, mulai dari puncak 29 yang berawal dari puncak 30 yang di tendang satu oleh Mbah Semar, karena beliau ingin bertapa hingga keturunannya yaitu diantaranya ada Eyang Sakri, Eyang Sekutrem, Eyang Palasara, Eyang Abiyasa, Eyang Pandudewanata dan masih banyak lagi keterangan yang dimiliki Bapak Sahuri yang sudah tidak dimiliki oleh orang-orang tua lainnya di desa Tempur, Keling, Jepara, Jawa tengah.
      ini asli karena ada banyak pendaki yang melakukan hal tidak senonoh yang akhirnya mati dengan cerita yang aneh,contohnya dulu itu ada kelompok mahasiswa yang mendaki puncak 29, salah seorang di antaranya melakukan peghinaan dengan menaruh celana dalam di atas petilasan Mbah Semar. dan saat turun dari atas puncak ia melihat bunga tapi teman-temannya tidak melihat hal itu, karena keindahan bunga yang dilihatnya ia pun, menghampiri bunga itu tapi saat dekat bunga itu pun ingin diraihnya tapi tak pernah ia dapatkan apa yang ia lihat itu dan akhirnya ia pun terperosok ke dalam jurang dan mati. dan masih banyak kejadian-kejadian yang terjadi di puncak 29.

  15. hargaiilah budaya indonesia……ngomong jangan kebarat -baratan…,mulai dari bocah dijejali mimpi keamerika….ngaku sudah merdeka tapi gayanya masih feodal belanda.

  16. Semar itu hanyalah kiasan belaka, semar itu eseming samar ( senyum yg samar ) adalah senjata pamungkas sebenarnya manusia dalam menghadapi kehidupan ini. Senyum yg samar adalah senyum dalam batin/hati kita terasa sangat senang utk diri sendiri tetapi raut muka tak tergambarkan sedikitpun senyum. Niscaya… bila hati kita selalu senyum maka alam ini seisinya akan tersenyum dan bersahabat dg kita.

    1. Saya yang alami di sudut Kabupaten Jepara, kecamatan Keling, desa tempur, puncak songo likor (29), disinilah legenda Semar berada, ada seseorang yang bernama Sahuri, ia tahu banyak tentang legenda itu, mulai dari puncak 29 yang berawal dari puncak 30 yang di tendang satu oleh Mbah Semar, karena beliau ingin bertapa hingga keturunannya yaitu diantaranya ada Eyang Sakri, Eyang Sekutrem, Eyang Palasara, Eyang Abiyasa, Eyang Pandudewanata dan masih banyak lagi keterangan yang dimiliki Bapak Sahuri yang sudah tidak dimiliki oleh orang-orang tua lainnya di desa Tempur, Keling, Jepara, Jawa tengah.
      ini asli karena ada banyak pendaki yang melakukan hal tidak senonoh yang akhirnya mati dengan cerita yang aneh,contohnya dulu itu ada kelompok mahasiswa yang mendaki puncak 29, salah seorang di antaranya melakukan peghinaan dengan menaruh celana dalam di atas petilasan Mbah Semar. dan saat turun dari atas puncak ia melihat bunga tapi teman-temannya tidak melihat hal itu, karena keindahan bunga yang dilihatnya ia pun, menghampiri bunga itu tapi saat dekat bunga itu pun ingin diraihnya tapi tak pernah ia dapatkan apa yang ia lihat itu dan akhirnya ia pun terperosok ke dalam jurang dan mati. dan masih banyak kejadian-kejadian yang terjadi di puncak 29.

  17. Assalamualaikum,,,HAPUS CERITA INI!!!!..anda secara tidak sadar telah membuat sesat……..tidak seharusnya anda mengubah cerita tentang semar seenaknya sendiri,,apalagi ditambah cerita-cerita yang tidak jelas begitu!,,cerita ini tidak patut untuk dibaca!!! (semoga suatu hari nanti semar tidak benar-benar murka terhadap anda.)

    Wassallam.

  18. SEMAR adalah sebuah misteri, rahasia Sang Pencipta. Rahasia tersebut akan disembunyikan kepada orang-orang yang egois, tamak, iri dengki, congkak dan tinggi hati, namun dibuka bagi orang-orang yang sabar, tulus, luhur budi dan rendah hati. Dan orang yang di anugerahi Sang Rahasia, atau SEMAR, hidupnya akan berhasil ke puncak kebahagiaan dan kemuliaan nan abadi.

    inilah yg paling penting.

  19. Siapapun SEMAR, ada atau tiada, tapi ajaran-ajarannya, (tentunya lewat dalang dan babad) menyadarkan kita tentang keselarasan alam dan manusia,harus menyatu,guna menuju kebaikan dan kebijaksanaan. Kalau tidak akan timbul “goro-goro” yang membuat kisruh dunia.Semar akan menjaganya agar selalu selaras.

    Sosok abdi (pelayan) yang ternyata dewa. Figur sakti yang rendah hati. Bisa berkuasa seperti dewa atau raja, tetapi memilih menjadi rakyat jelata. Berpihak kepada kebenaran. Tokoh yang berani menunjuk hidung raja atau dewa sekalipun, bila bersalah dan menginjak-injak rakyat dan menyadarkannya untuk kembali ke jalan yang benar.

    Ah, Semar, Semar, seandainya engkau benar-benar ada di bumi Nusantara, pasti negeri ini akan tenang dan tidak gonjang-ganjing terus. Munculah Kakang Semar, tidak hanya dalam cerpennya Mas Seno saja, tetapi kalau perlu di tengah-tengah mahasiswa yang sedang berdemo menyuarakan kebenaran.

    Mas Seno, yang namanya kebetulan juga salah satu tokoh wayang terkenal, yaitu Brotoseno yang biasa dipanggil Seno (bukan Susno loh…), atau disebut juga Raden Werkudoro, pria gagah yang lurus hatinya, yang juga penggemar Semar…Bagaimana kalau anda jadi murid Semar saja, biar negeri ini jadi sempurna….O,ladalah…lae..lae…

  20. kira-kira Mbah SEMAR doyan kopi gak ya??
    sebab, kopi bila dicampur dengan gula adanya mung RASA nikmat. manunggalnya kopi pahit dan manisnya gula aja udah nikmat, apalagi manunggalnya Kuawlo dan Gusti-nya………………………………………………………….??

    ku persilahkan siapapun yang pengen berbagi kawruh jawa dan dolan nyangkruk sinambi nyruput wedang kopi di http://www.putrakresna.blogspot.com aku tunggu rawuhipun, nuwun.

  21. yg penting….adalah menghargai dan ingin dihargai orang lain (= rasa) apakh ada ato tidknya….yg pnting klo kakek nenek buyut kita menghargai tokoh SEMAR knp kita justru tidak menghargainya walau memang keadaan sudah berubah (=modern) tetapi budaya tetaplh budaya….ingat klo kita orang Jawa ya harus ‘Njawani”….. bukan yg lain…lha iya tho…???

  22. Semar memang suatu tokoh dipewayangan yang mampu mengayomi rakyat kecil, hingga Ia dijuluki sebagai pamomong agung. Ia juga sebagai lambang jati diri yang sejati. tokoh Semar ini sendiri ada hanya ditanah jawa . mungkin inilah perlambang dari jati diri bangsa Indonesia,sebagai bangsa yang mempunyai keluhuran budi pekerti yang tinggi.sudah sepantasnya kita yang hidup dan berasal dari negeri ini tidak hanya mengenal namun lebih memahami isi dan kandungan yang telah dipaparkan oleh tokoh yang bernama semar. sudah waktunya bangsa ini menghidupkan jati dirinya sebagai bangsa yang mempunyai keluhuran budi pekerti yang tinggi dengan pemimpin yang bijaksana yang juga disertai oleh pribadi-pribadi luhur…

    kenali budaya mu..
    pahami budaya mu..
    dan cintailah budaya mu..

    maka akan kamu sadari bahwa filosofi semar ada di dalam diri masing-masing manusia Indonesia yang memahami makna dari simbol semar yang telah digunakan bahkan oleh para wali Allah dalam menyebarkan ajaran nya.

    SEMAR adalah sebuah misteri, rahasia Sang Pencipta. Rahasia tersebut akan disembunyikan kepada orang-orang yang egois, tamak, iri dengki, congkak dan tinggi hati, namun dibuka bagi orang-orang yang sabar, tulus, luhur budi dan rendah hati. Dan orang yang di anugerahi Sang Rahasia, atau SEMAR, hidupnya akan berhasil ke puncak kebahagiaan dan kemuliaan nan abadi.

  23. mohon maaf saya ikut nimbrung,begitu banyak pendapat tentang eyang semar, ada yang bilang semar adalah dongeng dll,kalau semar di bilang sebuah misteri ya.orang2 yang bisa ketemu semar adalah orang2 yang berhati bersih dekat dengan yang kuasa.tokoh semar bukan buatan siapa2.bukan juga produk budaya. eyang semar ada,sy tidak bisa menjelaskan secara rinci tapi eyang semar ada.anda boleh percaya boleh tidak percaya.tapi saya sudah membuktikan hyang kuasa sebagai saksinya. pesan saya kalo anda tidak percaya jgn mencerca,nnt kena tulah.

  24. Orang yang belum pernah mengalami pasti tidak percaya, Karena sebenarnya semua yang gaib pasti ada wujudnya Semar( Romo Ismoyo, Ki Lurah Brajanaya,…) adalah gaib dan ada perwujudnya yg selalu menitis pada orang( wujud) yang memang di kehendaki dan merupakan raga yang kuat di tempati ( karena lelaku). Jika orang selama ini melihat bentuk dan mendengar cerita lewat wayang itu hanyalah satu pemberitahuan

  25. semar memang ada masih punya tugas ngemong jagad, orang jawa ada yg yakin kalau beliau adalah nabi khoidir, tugas beliau mamayu hayuning bawono, hanya org2 pilihan yang bisa kontak dengan eyang ismoyo, seperti dulu romo diyat semarang memang benar bisa kontak sama eyang, sukarno, suharto dan raja2 tanah jawa pernah dibimbing eyang semar ok.

  26. eyang semar pokoke top bgtlah, wali yg paling tua dijagad ini, beliau selalu mengajarkan keluruhan budi pekerti, sama seperti rosulullah saw, jadi intinya tetap sama hanya beda cara, semua intinya disuruh menyembah pada allah swt., jadi tidak usah diperdebatkan, apalagi yang belum mengerti sejatinya/sebenarnya, sesama umat beragamapun harus saling menghormati dan toleransi ok.

  27. Jika bicara tentang spritual (Tuhan) tidak ada yg sampai ke substansinya yang di bicarakan dan di gembor-gemborkan umat manusia di dunia ini hanya sampai kepada eksistensi Tuhan saja..
    Mengenai Semar itu adalah simbol dari Tuhan yang maha Esa asli dari budaya sepiritual Jawa. Bahkan filosofi ini sudah ada sebelum agama2 Impor dari luar negri seperti
    bla..bla..bla,..yg ada sekarang ini,
    dan biasanya saling menyalahkan,dan saling membenarkan.

  28. semar ada,beliau bersemayam di gunung wayang,sebentar lagi akan muncul manusia asuhan beliau.untuk memimpin negeri ini.boleh percaya boleh tidak.

  29. Sebagai orang Jawa, saya percaya Eyang Semar ada. Dan sebagai orang beriman, saya sangat percaya Eyang Semar itu memang ada.

    “Tuhan Maha Menciptakan Segala Sesuatu”. Manusia, Iblis, Jin, Setan, Malaikat, Binatang, Tumbuhan, seluruh Alam Semesta ini (termasuk Eyang Semar) adalah ciptaan Tuhan.

    Jadi.. Kalau saya tidak percaya Eyang Semar itu ada, berarti saya meremehkan Tuhan. Atau dengan kata lain saya menganggap Tuhan tidak bisa menciptakan Semar.

  30. SEMAR memang ada, berawal dari anak nabi Adam yang terakhir, yaitu nabi Tsis. anda tahu antara manusia dan dewa mana yang lebih dulu..?. Tsis anak adam terakhir tanpa kembaran. dia ingin me jadi dewa. dari hasil semedi dan tafakurnya melahirkan anak masih berupa telor. dari telor inilah yang menjelmakan para dewa dewa seperti di ceritakan pada pewayangan. semar adalah seorang ulama pemberi petuah ditanah jawa. dia datang dari smarakand. karena lidah orang jawa sulit mengucap smarakand, jadi dia cukup biasa dipanggil eyang semar. sepak terjang eyang semar yang sangat mumpuni, dalam berbagai cerita wayang jawa(=yang di kisahkan para wali/sunan, soalnya wayang versi india tak ada semar) di bumbui berbagai filsafat islam kejawen. sebenarnya tugas eyang kyai semar di tanah jawa belum selesai, dan masih akan dilanjutkan. dan sebagai penerus adalah para wali, ulama dan sampai sekarang. demikian dari hasil yang kami dapat sampai saat ini.

  31. yah.,mbah semar yang terhormat tolonglah warga indonesia ini untuk menghargai budaya jawa. Jngan sampai embah di klaim negara tetangga

  32. Semar ada atau hanya mitos, tergantung kita ngomong kepada siapa. Jika kita ngomongnya ke orang Arab, Yahudi, Amrik, India, Cina, Korea, dll orang “asing”, pastilah mereka tdk percaya. Kenapa? Karena sebenarnya mereka juga punya “Semar” tapi wujud dan namanya lain. Semar hidup dalam budaya Jawa. Jadi, Ia memang ada dan bahkan sampai sekarang sering “manggung” bersama para staf-nya yg bertindak sebagai dalang (Ki Manteb, Ki Kentus, dsb). Dengan demikian, orang2 Indonesia yg tidak mempercayai eksistensi Semar ada dua kelompok besar: 1) non/bukan Jawa, dan 2) Jawa tetapi “otaknya” sudah dicuci bersih dan “matanya” sudah ditutup oleh ajaran2 “Semar” yang lain tertutama “Semar” yg berasal dari Arab, Israel, India, Cina, Iran, Irak, dsb ….. dan terakhir Afghanistan! Bagi anda2 yang bukan orang Jawa, silahkan tdk percaya. Tetapi sy hanya minta…hargailah budaya nenek moyang kami yg mewariskan tanah Jawa ini. Bravo SGA!!!

  33. Pertamax tapi bego,

    =.=

    Seno gumira adjidarma is the most powerfull and creatif writer,
    Justru kita harus menghidupkan sejarah dan budaya lewat gaya yang lebih
    fresh dan tidak terkesan “usang”..

    jangan mengotori thread dengan iri dengki.

    salam.

  34. semua itu kan menurut pemikiran kita masing masing ada atau tidak yang jelas tiap orang yang “PAHAM” percaya bahwa kyai Semar itu ada kalau boleh dikata saya pribadi kurang setuju akan penggunaan nama SEMAR dalam cerita ini karena filosofi yang agung pada diri SEMAR jika anda bisa menuliskan nama SEMAR dengan begitu gampangnya sebagai tokoh dalam tulisan anda yang notabene SEMAR asalah tokoh suci sebagian orang kenapa anda tidak coba gunakan nama2 tokoh besar dan suci lainnya dalam karangan anda jangan karena SEMAR adalah ghoib dan tidak bisa dilihat dengan kasat mata jangan segampang itu menempatkan nama beliau dalam situasi demikian terima kasih saya tunggu tulisan anda lagi dengan konfik demikian tapi dengan nama tokoh lain yang suci dan agung saya pengen lihat seberapa anda berani menuliskan nama tersebut ak yang jelas tiap orang yang “PAHAM” percaya bahwa kyai Semar itu ada kalau boleh dikata saya pribadi kurang setuju akan penggunaan nama SEMAR dalam cerita ini karena filosofi yang agung pada diri SEMAR jika anda bisa menuliskan nama SEMAR dengan begitu gampangnya sebagai tokoh dalam tulisan anda yang notabene SEMAR asalah tokoh suci sebagian orang kenapa anda tidak coba gunakan nama2 tokoh besar dan suci lainnya dalam karangan anda jangan karena SEMAR adalah ghoib dan tidak bisa dilihat dengan kasat mata jangan segampang itu menempatkan nama beliau dalam situasi demikian terima kasih saya tunggu tulisan anda lagi dengan konfik demikian tapi dengan nama tokoh lain yang suci dan agung saya pengen lihat seberapa anda berani menuliskan nama tersebut

  35. Kadang kita bijak tanpa di tunggangi nafsu duniawi atau ke egoisan berati kita telah menjelma bagai semar, kadang kita bersifat licik dan takabur dengan di tunggangi rasa tinggi hati dan mengadu domba berarti kombayana telah bernaung di diri kita, dan terkadang kita merasa gagah seperti gatot gaca atau merasa tampan seperti arjuna semua ada didiri kita, usia muda bagai kan arjuna, usia dewasa bagai kan gatot kaca. mampukah di usia tua renta kita menaklukan nafsu ,bagaikan semar , semar yg selalu bijak yg selalu iklas berkorban demi kebeneran, iklas semar bagai kan buang air besar, bener bener ikhlas,
    semua karakter atau watak nama wayang itu sendiri ,semua ada di manusia , mau jadi siapa anda,?

  36. buat kalian semua yang ngomong ngomong masalah semar ?? u IQro dulu kalian sudah kah kalian jadi orang benar karna semua orang gak ada yang benar>>>>> semar hanya sipat manusia

  37. saya rasa mbah buyut kyai Semar( Romo Ismoyo, Ki Lurah Brajanaya,…) ngak masalah cuman kitanya cucu cucu semar ini yang terlalu sensi mudah mudahan bakti kita pada leluhur tidak membutakan batin kita dari kuasa ilahi Gusti ingkang akaryo jagad amin

  38. ya gitulah semar jaman sekarang bicaranya pakai kiyasan dan guyonan kalau di ungkapkan dengan bahasa nyata ” akeh wong seng pecah sirahe ” karna belum waktunya untuk di ungkapkan semestinya, setiap orang pastilah bisa jadi semar yaitu orang yang patuh kepada tuhannya tdak ada ilah” yang lain dan semar pengapdiannya bukan haya dalam ucapan tapi harus dlam perbuatan dan tingkah laku itulah semar ” abdilah ” yaitu ” mengabdi kepada allah “

  39. saya setuju dengan cerita diatas..
    org bercrita ada mksd,arti atau mkna tersendiri yg ingin dismpaikan dr cerita tersebut..
    krna yg membuat cerita sudah tau jalan ceritanya..
    dalange wes ngerti alur ceritane piye kejadian mbesok’e..
    yg tau dan ngerti psti setuju dngan crita itu..
    seng ora ngerti yo kakean omong lan keminter..
    seng ora ngerti itu yang egois, tamak, iri dengki, congkak dan tinggi hati, namun bagi orang-orang yang sabar, tulus, luhur budi dan rendah hati pst org2 pilihan yg mendapat bimbingan’y..
    seng ileng lan waspodo..
    ndonyo uwes tuwo..
    yen ono geger kono kene ojo podo gumun..
    ilengo marang seng kuoso..

  40. bissmillahhirohmannirrohim,salam sejahtra bagi kita semua kawan sungguh luar biasa anda semua merespon karya tulis saudara kita ini bagi saya adalah sebuah seni dan dinamika warna dalam warna pelangi kenapa wara pelangi menjadi indah justru karna perbedaan dan dalam perbedaan ini kita harus dewasa untuk menyikapinya memang dalam ungkapan dan expresi yang saudara kita sampaikan agak nyeleneh dan saya akui juga mungkin kurang eloknya karya saudara kita ini untuk membawakan tokoh dan karakter sang eyang atau uyut bagi kami sbg orang sunda menyebutnya kalau kita renungkan dan kita telaah dengan seksama maka kita akan dapat menerima bahwa beliau lah benar adanya sebagai utusanNYA untuk membawa bumi planet kita umumnya dan negri nusantara ini khususnya agar menuju mercusuar dunia yang konon katanya sudah saatnya dan waktunya sudah sangat dekat pesan yang saya ambil dan saya simpulkan dari cerpen dan karya tulis saudara kita memang InsyaALLAH benar adanya bahwa beliau akan segera muncul dan hadir untuk membibing utusannya untuk dapat membibing kta semua menuju jalan kebenaran sejati yaitu AL ISLAM yang rahmatan lil allamin bagi semesta alam yang dalam sejarah islam dikatakannya bahwa akan datang dan turun nya AL MAHDI dari timur jauh (klo dari jajirah arab) dan dari babad dan sejarah tanah jawa adalah bahwa akan datang dan hadirnya satria piningit ratu adil IMAM MAHDI yang akan membawa bangsa dan negri ini menuju kejayaan nya sebagai mercusuar dunia yang dimana dikatakan dalam cerpen saudara kita bahwa beliau muncul di hotel indonesia dan lain sebagianya itu klo menurut pengertian saya ada benarnya klo dilihat dari kacamata tersirat yaitu dimana eyang atau uyut SEMAR memang sudah akan muncul dengan segala ke unikan dan kesamaran nya beliau membawa dan membibing kita menuju manunggalih kawula Gusti yang dalam ajaran islam Ma’rifattullah mengenal dirinya mengenal Tuhan nya, mohon mff saya sampaikan kepada saudara sekalian jika kiranya tulisan saya ini kurang berkenan di hati saudara/saudari semuanya walupun klise mungkin tapi kita diwajibkan untuk saling mengingatkan sebagaimana di dalam surah AL ASR ALLAH berfirman (mff langsung arti nya yaitu : Demi Waktu sesungguhnya manusia itu merugi kecuali mereka yang saling nasehat menasehati dalam kebenaran dan orang – orang yang bersabar) sungguh pesan yang maha pintar dariNYA untuk kita sebagai seorang muslim yang taat sudah barang tentu itu sepantasnya menjadi PR bagi kita semua, semoga kita dapat membawa diri kita menuju KEPADANYA, amin penutup mohon mff untuk sekali lagi kpd saudara sekalian atas tulisan saya ini jika kurang sempurna nya tulisan saya kekurangan milik saya kesempuraan hanya milik ALLAH SWT dan semoga kita dibimbingNYA,amin.

    1. aku ada tapi aku masih seperti dulu, tapi masih tetap menunggu dan biarlah orang banyak sesumbar namaku, kenapa kemunculanku dikait-kaitkan dengan ratu adil ojo sembrono kalau bicara, jangan sok tau kalau kenal cuma dari buku atau cerita wayang, maka sekarang aku ada dengan keunikan dan samaranku betulll itu he..he..he.. uji aku kalo ndak percaya he..he..he..

  41. aku mohon mbok kalau pake namaku jangan buat hal-hal negatif gitu loh wey… eling tyoh le..namae semar ojo jual ajian semar anu-anu. sampai jual angka togel wealaah dalaaah… kuwalat kowe ono opo le le eduwan amat, insaf yoo yang seneng pake namaku, yang mengidolakan ku yoo terima kasih, yang pengen ketemuku nanti aja, lewat sini aja, yang punya situs ini terima kasih biar kamu kenal aku he….he….he…..

  42. 1 hal yg aq sampakan .dlm smua ini.
    Emang alam gaib emang ada.
    Kita percaya akan smua ciptaanya.
    Tpi tulisan ato karangan di atas adal
    BOHOG
    BUALAN
    KARANGAN
    smua tulisan di atas cuma
    bulsit
    penipu.u.u.u.u.u.u
    trlalu bnyk omong

  43. assalam mualaikum mualaikum salam bismillah….buat saudara saudara ku smua…kadang manusia mengaku mengerti tp sesungguhnya tak paham…ngumpat di tempat yg terang menangkap ikan di air yg jernih…itulah yg d sebut pembawa amanah yg slama ini slalu d hina,d caci n d asingkan….n alhamdulillah saudara saudara ku smua saling mengingatkan n hrus slalu sperti itu krn sbuah perdebatan hny membuat penyakit hati….
    salam ku buat smuanya…..

Tinggalkan Balasan ke Aim Batalkan balasan